Example floating
Example floating
Example 728x250
OpiniDaerahGorontalo

Mahasiswa Tolak Dugaan Pungutan Liar pada Seminar Internasional, Soroti Ancaman Akademik dari Pihak Fakultas

47
×

Mahasiswa Tolak Dugaan Pungutan Liar pada Seminar Internasional, Soroti Ancaman Akademik dari Pihak Fakultas

Sebarkan artikel ini
Farel Novriyanto Kahar, mahasiswa Profesi Ners Angkatan XIX
Farel Novriyanto Kahar, mahasiswa Profesi Ners Angkatan XIX
Example 468x60

SUARASATU.ID – Gorontalo — Gelombang penolakan keras mengguncang Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO). Mahasiswa menolak kewajiban mengikuti seminar internasional yang dibarengi pungutan biaya, disertai ancaman akademik yang dinilai melampaui batas.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ancaman itu tak main-main. Mahasiswa S1 Keperawatan disebut tak akan diizinkan mengikuti ujian proposal. Mahasiswa semester 4 dilarang melanjutkan dinas Praktek Klinik Keperawatan Dasar. Mahasiswa S1 lainnya terhambat melanjutkan Labskill. Mahasiswa Kebidanan dilarang mengurus Kartu Rencana Studi (KRS), bahkan mahasiswa Profesi Ners tak bisa mengikuti ujian KIAN bila tak ikut seminar tersebut.

HUBUNGI 0823-8710-7828
Example 300x600
HUBUNGI 0823-8710-7828

“Ini jelas bentuk tekanan. Seminar internasional yang seharusnya memberi manfaat akademis justru dipaksakan dengan pungutan biaya yang tidak jelas dasar hukumnya,” tegas Farel Novriyanto Kahar, mahasiswa Profesi Ners Angkatan XIX, Sabtu (26/7/2025).

Menurut Farel, kewajiban semacam ini dengan ancaman akademik adalah bentuk penyalahgunaan kewenangan dan melanggar prinsip kebebasan belajar di perguruan tinggi. Ia menilai pungutan tersebut tidak transparan, tanpa dasar yang sah, sehingga berpotensi masuk kategori pungutan liar.

“Kalau ini dibiarkan, ruang penyalahgunaan kekuasaan di kampus akan semakin lebar. Ini bukan sekadar soal uang, ini soal martabat mahasiswa!” tegasnya.

Farel mengakui seminar internasional patut diapresiasi karena membuka peluang kerja sama akademik, termasuk kesempatan tenaga kerja dan pertukaran mahasiswa ke Jepang. Namun, ia menilai cara fakultas mewajibkan sekaligus membebankan biaya kepada mahasiswa tanpa mekanisme yang transparan adalah praktik yang keliru.

Mahasiswa mendesak pimpinan Fakultas Ilmu Kesehatan UMGO segera memberikan klarifikasi, membatalkan pungutan tersebut, dan memastikan kegiatan akademik tidak dijadikan ajang komersialisasi.

“Jika tuntutan ini diabaikan, gelombang perlawanan akan mengguncang kampus. Kami siap menggelar aksi besar-besaran!” tutup Farel dalam pernyataan sikapnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak fakultas belum memberikan keterangan resmi terkait polemik ini.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *