Oleh: Moh. Adrianto, Pupung Puspa Ardini
Di tengah ancaman stunting, gizi buruk, serta lemahnya pola hidup sehat anak usia dini, kehadiran Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam membangun kualitas generasi masa depan. Program ini tak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi, tetapi juga berperan sebagai upaya edukatif dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat sejak usia dini.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan nasional tersebut, TK Al Islah mulai menerapkan Program Makanan Bergizi Gratis sejak semester genap tahun ajaran 2024. Program ini menjadi ikhtiar nyata sekolah dalam menghadirkan lingkungan belajar yang tidak hanya mencerdaskan secara akademik, tetapi juga menyehatkan secara fisik dan mental.
Lebih dari sekadar penyediaan makanan, MBG di TK Al Islah menjadi bagian penting dalam proses pembentukan karakter anak. Setiap menu disusun untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak usia dini, sekaligus menjadi media pembelajaran tentang disiplin, kebersihan, serta rasa syukur. Anak-anak tidak hanya diajarkan untuk makan sehat, tetapi juga memahami makna kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Pihak TK Al Islah menegaskan bahwa gizi yang baik memiliki peranan besar dalam meningkatkan daya tahan tubuh, emosi yang stabil, serta konsentrasi belajar anak. Oleh karena itu, sekolah memberlakukan aturan ketat terkait larangan membawa makanan instan dan jajanan tidak sehat dari rumah. Anak-anak dibiasakan makan pada waktu yang teratur, sebagai upaya membangun pola hidup sehat secara berkelanjutan.
Penguatan gizi tersebut sejalan dengan penerapan tujuh kebiasaan sehat anak usia dini di lingkungan sekolah. Kebiasaan tersebut meliputi konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, duduk saat makan, tidak bersandar saat makan, serta membiasakan doa sebelum dan sesudah makan. Semua aktivitas ini ditanamkan melalui pembiasaan yang konsisten dan keteladanan dari para guru.
Untuk memastikan kebiasaan tersebut tertanam dengan baik, para guru melakukan pendekatan reflektif dalam setiap aktivitas pembelajaran. Observasi dan evaluasi dilakukan secara berkala, yang kemudian menjadi bahan komunikasi antara guru dan orang tua murid dalam memantau perkembangan anak. Kolaborasi ini dinilai sangat penting dalam memastikan pola hidup sehat anak tetap terjaga, baik di sekolah maupun di rumah.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah menjaga variasi menu agar anak-anak tidak merasa bosan. Pihak sekolah dituntut untuk terus berinovasi dalam menyusun hidangan yang sehat, menarik, dan sesuai dengan selera anak-anak.
Ke depan, TK Al Islah berharap program ini tidak hanya menciptakan anak-anak yang sehat secara fisik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kemandirian yang baik. Dengan pondasi gizi dan pembiasaan hidup sehat yang kokoh sejak usia dini, sekolah optimistis dapat mencetak generasi yang unggul, sehat, dan berdaya saing di masa depan.


















