GORONTALO — Upaya pengawasan terhadap aktivitas tambang emas ilegal di Kecamatan Suwawa, Bone Bolango, berubah menjadi insiden mencekam bagi Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Mikson Yapanto. Legislator tersebut mengaku nyaris menjadi korban penculikan dan intimidasi oleh sekelompok orang yang diduga merupakan bagian dari jaringan penambang lokal.
Berawal dari Sidak Tambang yang Mengusik Banyak Kepentingan
Insiden terjadi pada Kamis (26/11/2025) setelah Mikson melakukan sidak terhadap lokasi pengolahan emas ilegal yang disebut telah meresahkan warga dan merusak lingkungan. Sidak itu disebut menimbulkan keresahan di kalangan pelaku tambang, yang merasa langkah pengawasan DPRD mengancam aktivitas mereka.
Usai menghadiri rapat di kantor DPW NasDem, Mikson menerima informasi bahwa tujuh orang ingin menemuinya untuk “klarifikasi” terkait sidak tersebut. Mengira pertemuan akan berlangsung normal dan dalam konteks diskusi, Mikson menyetujui untuk bertemu.
Ditahan, Ditarik ke Mobil, dan Diintimidasi
Namun situasi berubah drastis ketika Mikson tiba di lokasi pertemuan. Salah satu dari rombongan itu langsung menariknya masuk ke sebuah mobil, sementara beberapa lainnya menunjukkan gelagat agresif. Dalam hitungan detik, suasana berubah menjadi penuh ancaman.
“Saya lihat ada salah satu dari mereka pegang sesuatu yang menyerupai senjata tajam. Saat itu saya sadar ini bukan sekadar pembicaraan biasa,” ungkap Mikson.
Percakapan yang awalnya berlangsung datar, perlahan berubah menjadi tekanan, ancaman verbal, dan upaya memaksa. Mikson menggambarkan situasi di dalam mobil itu sebagai momen paling berbahaya dalam perjalanan politiknya.
Upaya Melarikan Diri dan Pelaporan ke Polda
Melihat celah kecil untuk keluar dari tekanan, Mikson segera meninggalkan lokasi sebelum keadaan semakin memburuk. Tak menunggu waktu, ia langsung menuju Polda Gorontalo untuk membuat laporan resmi tentang dugaan penculikan, intimidasi, dan ancaman keselamatan dirinya.
Ia juga telah menjalani visum et repertum, yang akan menjadi bagian dari alat bukti dalam penyelidikan.
Polda Gorontalo kini telah menerima laporan tersebut dan tengah melakukan proses tindak lanjut, termasuk identifikasi terduga pelaku serta pemeriksaan saksi-saksi.
Ancaman Serius terhadap Pejabat Publik
Menurut Mikson, ancaman yang ia hadapi adalah bukti nyata bahwa aktivitas tambang ilegal di Bone Bolango tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam keselamatan pejabat yang mencoba menegakkan aturan.
“Saya menjalankan tugas sesuai amanat undang-undang. Kalau ada aktivitas ilegal, tentu harus diawasi. Tapi ini sudah masuk ranah ancaman keselamatan pejabat publik,” tegasnya.
Ia berharap aparat penegak hukum memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini, karena insiden yang dialaminya menjadi indikator bahwa ada kepentingan besar di balik tambang ilegal tersebut.
Desakan Agar Polisi Bergerak Cepat
Publik kini menaruh perhatian besar pada kasus ini. Banyak pihak menilai bahwa insiden yang menimpa Mikson harus menjadi momentum untuk menata ulang dan menindak tegas aktivitas tambang emas ilegal yang selama ini acap kali luput dari pengawasan.
Sementara itu, masyarakat berharap aparat kepolisian tidak hanya memproses laporan intimidasi ini, tetapi juga membongkar aktor-aktor yang berada di balik jaringan tambang ilegal yang selama ini merusak stabilitas keamanan di daerah.


















